Blogger templates

 photo aaa-1.gif

Jumat, 23 Agustus 2013

MENGENANG SEJARAH LAHIRNYA TASIKMALAYA DI MONUMEN GEGER HANJUANG



Pada hari Rabu (14-08-2013) bertempat di Monument Geger Hanjuang Desa Linggamulya Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya, yang ditandai dengan pemberian sembako kepada kaum dhuafa dan uang kadeudeuh kepada para pengurus monumen Geger Hanjuang. Hadir pada kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Para Asisten Sekda, Ketua TP PKK dan Dharma Wanita Persatuan, para Kepala SKPD dilingkup Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, Camat dan para Kepala Desa, Alim Ulama, Tokoh Pemuda serta tamu undangan lainnya.
Pada kesmpatan tersebut Bupati Tasikmalaya UU Ruzhanul Ulum antara lain mengatakan, keberadaan komplek monument ini memang belum sepenuhnya dibangun secara lengkap dan komprehensip sebagai sebuah ikon historis, namun Pemerintah Daerah berkeyakinan bahwa spirit psikologislah yang diharapkan memiliki pengaruh lebih kuat pada kita semua, spirit psikologis yang saya maksudkan adalah “Spirit sebuah monumen yang memancarkan ketangguhan hati dan ketetapan bathin untuk menghargai dan mewarisi semangat hidup dan semangat juang para leluhur”
Lebih lanjut Bupati mengatakan, Sejarah adalah refleksi, sejarah akan terulang tanpa kita sadari, dan sejarah akan memberikan kita pelajaran. Kini di Tahun 2013, di usianya yang ke-902 tampak semakin nyata bagi kita bahwa sejarah bukan hanya dokumen masa lalu, sejarah bukan hanya romannya para penutur cerita, namun sejarah adalah cerminan bagi masa masa depan, ini semakin meneguhkan dan meyakinkan bahwa kita adalah penerus mereka “Kita bukanlah fajar yang menyingsing, kita hanyalah ayam yang berkokok setelah fajar bersinar”. Melalui momentum ini, maka dengan penuh kesadaran mari kita transformasikan nilai-nilai positif masa lalu bagi kehidupan kita saat ini dan kehidupan kita dimasa yang akan datang dengan berkarya dan berkarsa secara baik dan terus lebih baik bagi diri kita dan masyarakat.
Saya berharap kepada generasi intelektual Tasikmalaya untuk terus mencermati Geger Hanjuang, karena saya yakin di dalamnya tersimpan mutiara hikmah yang bisa kita jadikan bekal untuk senantiasa bergerak dan bertindak dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara, ungkap Bupati
Pada kesempatan itu pula Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Tasikmalaya Drs. H. Iin Aminudin, M.Si., mengatakan, riwayat singkat pemerintahan di Galunggung menurut Prasasti Geger Hanjuang adalah prasasti ke 10 yang ditemukan di Jawa Barat, ia ditemukan oleh K.F.Holle kira-kira pada tahun 1877, kemudian dibawa dan disimpan oleh DR.Krom pada tahun 1914, kini masih terpelihara dan disimpan di Musium Pusat Jakarta dengan Nomor Inventaris D.26. Pembacaan yang pertama dilakukan oleh K.F.Holle dan hasil bacaannya ditulis dengan judul Beskcheeven Steen Uit Afdeeling Tasikmalaya Residenties Preanger, TBG 24, 1877 halaman 586, kemudian koreksi C.M.Pleyte pada tulisannya Het Jaartal Op Den Batoe Toelis Nabij Buitenzorg, TBG. 53, 1911. Dan akhirnya koreksi Drs. Saleh Danasasmita serta Drs. Atja yang untuk kedua kalinya, hasil bacaannya menjadi ; “Tra Ba I Gunna Apuy Nas Ta Gomati Sakakala Ru Mata K Disusu (K) Ku Batari Hyang Pun”,  Tra Ba I Gunna Apuy Nas Ta Gomati Sakakala artinya tanggal 13 bulan Badrapada tahun 1003 Saka,  Ru Mata K Disusu (K) Ku Batari Hyang Pun artinya rumatak (maksudnya rumatak) nama sebuah tempat di Galunggung disusuk oleh Batari Hyang, tanggal 13 Badrapada Saka setelah dihitung sama dengan 21 Agustus 1111 Masehi, yang dimaksud Rumatak ialah nama sebuah tempat di Desa Linggawangi dan selain itu ada tempat yang diberi nama Saung Gede yang dalam sejarah disebut Saung Galah artinya Keraton, letaknya tidak jauh dari Kabuyutan Sanghyang, linggawangi adalah sebuah kabuyutan yang dianggap sakral pada jamannya. (E-75)***   



Tidak ada komentar:

Posting Komentar